1.MAMAT OFFICE BOY.
Mamat, pesuruh di kantor kami dikenal suka omong gede,
ngakunya kenal sama semua orang beken di negeri ini.
Tingkahnya itu kadang-kadang ngeselin. Suatu waktu,
boss-nya penasaran dan ingin mmbuktikan bualannya.
"Oke boss" kata si Mamat, "Sebutin aja deh nama
orangnya yang ane kagak kenal".
"Coba buktiin you kenal nggak sama si Meriem Bellina."
"Beres boss. 'Yuk kita ke pengadilan". Maklum siMeriem
'kan lagi ngegugat-cerai lakinya.
Di pengadilan, menunggu sebentar, nggak lama
kemudian muncul Meriem diiringi pengacaranya. Begitu
lewat di depan si Mamat, langsung si Meriem negor:
"Eh, Mat ke mana aja udah lama nggak keliatan?",
diiringi cium pipi kiri dan kanan ala selebritis.
"'Ntar kalo urusan udah selesai main ya kerumah".
Sejenak si boss terpana, tapi tak lama kemudian dia
ngomong: "Ah, saya masih belum yakin. 'ngkali
kebetulan aja. Ayo sekarang tunjukin kalo you kenal
sama si Liem Sioe Liong". "Beres boss".
Esoknya mereka menunggu di lobby gedung BCA yg di
agunin ke BPPN itu. Tak lama kemudian muncullah si
taipan diiringi bodyguard-nya. Melihat si Mamat, eh
si taipan nyamperin:
"Haiyya, Mat. Tumben elu baru nongol. Owe udah lama
nyariin elu. Ke mana ajah? Yuk keatas dulu, kita
ngopi sebentar".
"Wah, 'koh, ane lagi banyak urusan nih. Kamsia deh.
Kapan-kapan ane pasti mampir lagi".
Si taipan nyautin: "Iya dah. Jangan lupa ya", sambil
tangannya menyisipkan sesuatu ke kantong si Mamat.
Beberapa saat si boss melongo menyaksikan semua
adegan pembicaraan. Tapi si boss masih penasaran,
katanya: "Oke deh, saya udah hamper percaya semua
yang saya saksikan. Tapi ini test yang terakhir.
Coba buktiin kalo you kenal sama Gus Dur".
"Yakh boss, terang ane kenal, 'kan saben hari nongol
di TV".
"Bukan itu maksudku, tapi kenalnya kenal beneran",
sergah si boss.
"Beres deh boss, 'kan hari Minggu ada Istighosah
mendukung Gus Dur di Senayan. 'Ntar kita ke sana."
Hari Minggu sungguh luar biasa, ribuan massa NU
sudah luber di Senayan.
"Wah, boss kalo gini caranya susah juga ya. Gimana
caranya dia tau ane ada di sini. Tapi... gini aja
deh, boss. Boss tunggu aja di sini. Boss liat aja
nanti ane keluar di podium barengan ame Gus Dur. Ane
kenal kok sama Banser-Banser yang tugas di podium."
Ditunggu-tunggu, setengah jam kemudian tepuk tangan
bergemuruh menyambut Gus Dur keluar dari podium,
dan... keluar dengan digandeng si Mamat
disebelahnya. Tak lama kemudian si Mamat balik mau
nemuin boss-nya. Kaget dia nemuin bossnya pingsan
dikelilingi Petugas P3K, jangan-jangan serangan
jantung.
Setelah ditunggu beberapa lama kemudian, pelan-pelan
dia ngomong ke si bossnya:
"Boss, boss kenapa ente. Nyebut dong, nyebut".
Alhamdulillah, nggak lama si boss buka matanya,
setengah berbisik "Nggak apa-apa. Aku nggak
apa-apa".
"Abis kenapa bisa kejadian begini?", tanya si Mamat.
"Tadi waktu you keluar bareng Gus Dur di podium,
orang di sebelah saya ngomong: "EH, SIAPA TUH YANG
DIGANDENG SI MAMAT???"
ngakunya kenal sama semua orang beken di negeri ini.
Tingkahnya itu kadang-kadang ngeselin. Suatu waktu,
boss-nya penasaran dan ingin mmbuktikan bualannya.
"Oke boss" kata si Mamat, "Sebutin aja deh nama
orangnya yang ane kagak kenal".
"Coba buktiin you kenal nggak sama si Meriem Bellina."
"Beres boss. 'Yuk kita ke pengadilan". Maklum siMeriem
'kan lagi ngegugat-cerai lakinya.
Di pengadilan, menunggu sebentar, nggak lama
kemudian muncul Meriem diiringi pengacaranya. Begitu
lewat di depan si Mamat, langsung si Meriem negor:
"Eh, Mat ke mana aja udah lama nggak keliatan?",
diiringi cium pipi kiri dan kanan ala selebritis.
"'Ntar kalo urusan udah selesai main ya kerumah".
Sejenak si boss terpana, tapi tak lama kemudian dia
ngomong: "Ah, saya masih belum yakin. 'ngkali
kebetulan aja. Ayo sekarang tunjukin kalo you kenal
sama si Liem Sioe Liong". "Beres boss".
Esoknya mereka menunggu di lobby gedung BCA yg di
agunin ke BPPN itu. Tak lama kemudian muncullah si
taipan diiringi bodyguard-nya. Melihat si Mamat, eh
si taipan nyamperin:
"Haiyya, Mat. Tumben elu baru nongol. Owe udah lama
nyariin elu. Ke mana ajah? Yuk keatas dulu, kita
ngopi sebentar".
"Wah, 'koh, ane lagi banyak urusan nih. Kamsia deh.
Kapan-kapan ane pasti mampir lagi".
Si taipan nyautin: "Iya dah. Jangan lupa ya", sambil
tangannya menyisipkan sesuatu ke kantong si Mamat.
Beberapa saat si boss melongo menyaksikan semua
adegan pembicaraan. Tapi si boss masih penasaran,
katanya: "Oke deh, saya udah hamper percaya semua
yang saya saksikan. Tapi ini test yang terakhir.
Coba buktiin kalo you kenal sama Gus Dur".
"Yakh boss, terang ane kenal, 'kan saben hari nongol
di TV".
"Bukan itu maksudku, tapi kenalnya kenal beneran",
sergah si boss.
"Beres deh boss, 'kan hari Minggu ada Istighosah
mendukung Gus Dur di Senayan. 'Ntar kita ke sana."
Hari Minggu sungguh luar biasa, ribuan massa NU
sudah luber di Senayan.
"Wah, boss kalo gini caranya susah juga ya. Gimana
caranya dia tau ane ada di sini. Tapi... gini aja
deh, boss. Boss tunggu aja di sini. Boss liat aja
nanti ane keluar di podium barengan ame Gus Dur. Ane
kenal kok sama Banser-Banser yang tugas di podium."
Ditunggu-tunggu, setengah jam kemudian tepuk tangan
bergemuruh menyambut Gus Dur keluar dari podium,
dan... keluar dengan digandeng si Mamat
disebelahnya. Tak lama kemudian si Mamat balik mau
nemuin boss-nya. Kaget dia nemuin bossnya pingsan
dikelilingi Petugas P3K, jangan-jangan serangan
jantung.
Setelah ditunggu beberapa lama kemudian, pelan-pelan
dia ngomong ke si bossnya:
"Boss, boss kenapa ente. Nyebut dong, nyebut".
Alhamdulillah, nggak lama si boss buka matanya,
setengah berbisik "Nggak apa-apa. Aku nggak
apa-apa".
"Abis kenapa bisa kejadian begini?", tanya si Mamat.
"Tadi waktu you keluar bareng Gus Dur di podium,
orang di sebelah saya ngomong: "EH, SIAPA TUH YANG
DIGANDENG SI MAMAT???"
2.Einstein VS Mr.Bean
Mr. Einstein VS Mr. Bean
Pada suatu hari Einstein bilang kepada Mr. Bean, “mr. Bean, ayo kita bertaruh. Aku bertanya kepada kamu suatu hal tapi kalau kamu gak bisa jawab kamu kasi saya cukup 5 dollar saja. Kamu juga bole Tanya apa saja ke saya, karena saya orang paling pintar di dunia, kalau saya gak bisa jawab saya akan kasi kamu 500 dollar.”
Lalu Mr. Bean pun menyetujuinya.
Pertanyaan pertama dimulai oleh Einstein.
Einstein: berapa jarak bumi ke bulan?
Mr. Bean: (langsung mengeluarkan dompetnya) waduh saya gak tahu. Nih 5 dollarnya.
Lalu giliran Mr. Bean yang bertanya.
Mr.Bean : apa yang naik gunung 3 turun 4?
Einstein: (karena gak tahu, ia pun bertanya) bole phone a friend?
Mr.Bean: oooh silahkan.
Tapi walaupun sudah nanya teman, buka google, cari buka, dll tetap saja Einstein gak bisa menjawabnya. Dan akhirnya dikeluarkannya dompetnya dan Einstein memberikan 500 dollar kepada Mr.Bean.
Karena penasaran Einstein bertanya kepada Mr. Bean.
Einstein: memangnya apa sih yang naik 3 turun 4?
Mr. Bean: (mengeluarkan dompetnya dan memberikan 5 dollar kepada Einstein sambil berkata) saya juga gak tahu..